Hari Ibu merupakan hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskan ibu dari tugas yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Dekret Presiden No. 316 tahun. 1953, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Bagaimana pandangan Alkitab mengenai seorang Ibu? Dalam Efesus 6: 1-3, firman Tuhan berkata: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”. Tuhan memerintahkan bahwa sebagai seorang anak, kita harus menghormati orang tua di dalam Tuhan, artinya selain bertanggung jawab kepada orang tua, kita juga harus mendoakan mereka agar selalu ada dalam Tuhan. Ini merupakan perintah yang penting, Tuhan menjanjikan kebahagiaan dan umur yang panjang bagi mereka yang melakukan perintah tersebut. Sebegitu pentingnya arti menghormati ayah dan ibu hingga Tuhan memberikan berkat umur yang panjang. Banyak orang yang tidak tahu harga menghormati orang tua, terkhusus ibunya. Seorang ibu mengandung selama sembilan bulan tanpa mempedulikan lelahnya, Saat melahirkan, ia tidak mempedulikan bagaimana rasa sakitnya. Tapi, setelah anak itu tumbuh besar, bagaimanakah balasannya terhadap ibunya? Seharusnya kita bersyukur karena tanpa meraka, kita tidak mungkin sampai menjadi seperti sekarang ini. Lalu Bagaimana kita menghormati seorang ibu? Yaitu dengan tidak menyia-nyiakan ajarannya. Amsal 6: 20, “Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.” Cobalah untuk mulai mendengar ajaran ibumu dan jangan mengabaikannya. Ia menasehatimu untuk kebaikanmu juga.
Bagaimana respon kita sebagai anak Tuhan? Mulailah dari diri sendiri, bila hubunganmu dengan ibumu sedang tidak baik, cobalah berdamai dan bangun kembali hubungan yang intim dengan ibumu dan juga dengan Tuhan. Bila hubunganmu dengan ibumu sudah baik, terus tingkatkan dan bawa keluargamu semakin dekat dengan Tuhan. Berdoalah untuk mereka selalu agar diberi kesehatan dan perpanjangan umur karena sebelum waktunya tiba untuk berpisah, tidak ada gunanya menyesal.
Kesimpulan: Seorang Ibu rela memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah, tidak ada perkataan tidak mungkin. Seorang Ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya dan mengingat anaknya setiap hari bahkan setiap saat. Lalu, cara apa yang bisa kita lakukan untuk menghormati seorang ibu? Perkatakanlah ibumu selalu di dalam doamu, sediakanlah waktumu untuk memberi kabar kepadanya, dengarkan nasihat dan ajarannya, dan hormati ibumu dalam segala keadaannya. Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila ia telah tiada, karena usia tetap ada batasnya.
Segala sesuatu ada batasnya, tapi cinta kasih seorang Ibu tak terhingga sepanjang masa
Selamat hari Ibu, Tuhan Yesus memberkati
https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Ibu
Parker IV