PAHLAWAN? SIAPA SAJAKAH MEREKA?

hari-pahlawan

Shallom Keluargaku, Semangat Pejuangku!!!
Mungkin di benak kita bertanya mengapa 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan?
Peringatan Hari Pahlawan diperingati tanggal 10 November. Hari Pahlawan diperingati karena adanya pertempuran 10 November 1945. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 adalah Pertempuran Besar antara Pihak Tentara Indonesia dengan Pasukan Inggris. Pertempuran pertama Pasukan Indonesia dengan Pasukan Asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu Pertempuran Terbesar dan Terberat dalam Sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi Simbol Nasional atas Perlawanan Indonesia terhadap Kolonialisme.
“Pahlawan” dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; seorang pejuang yang gagah berani. Definisi tersebut memberi gambaran bahwa seseorang yang mempunyai keberanian dan kerelaan berkorban dalam membela atau memperjuangkan sesuatu demi kebenaran, keadilan, dan kebebasan dalam konteksnya, disebut sebagai pahlawan. Jika demikian, masih adakah sekarang ini (di Indonesia) yang bisa disebut sebagai pahlawan? Apa konteks Indonesia terkini? Keberanian dan kerelaan berkorban seperti apa yang bisa diteladani dalam konteks sekarang? Sebelum menjawab, beberapa kisah tokoh Alkitab berikut ini mungkin bisa memberikan sedikit inspirasi; diantaranya: Gideon, Simson, Yonatan, Yusuf dan Daniel.
1. GIDEON (Hakim-hakim 6-8)
Siapa yang tidak mengenal Gideon, seorang pahlawan Israel yang gagah berani dan memiliki strategi unik nan jitu. Ia berhasil mengalahkan pasukan musuh (Midian) yang berjumlah 135.000 orang hanya dengan kekuatan pasukan 300 orang bersenjatakan sangkakala, buyung kosong, dan obor! Mereka berhasil “membunuh” 120.000 pasukan musuh (Hak. 7:19-25, 8:10). Luar Biasa!
2. SIMSON (Hakim-Hakim 13-16)
Simson (shimshôn) memiliki arti “seperti matahari; matahari kecil” (like the sun). Nama ini adalah pemberian orang tuanya, Manoah dan istrinya (namanya tidak dicatat dalam alkitab). Orang tua Simson mungkin berharap bahwa anaknya kelak membawa sinar terang di tengah “kegelapan” yang dialami Israel selama 40 tahun dalam cengkeraman dan penindasan orang Filistin, seperti yang dijanjikan Malaikat TUHAN (Hak. 13:1-5).
3. YONATAN (1 Samuel 13:23-14:46; 18:1-5; 20:1-43)
Arti kata Yonatan (yehônâthân) adalah “Yahweh yang memberikan” (Jehovah has given). Yonatan adalah anak laki-laki tertua Saul di samping anak laki-lakinya yang lain: Yiswi dan Malkisua. Yonatan juga memiliki dua saudara perempuan yaitu: Merab dan Mikhal (1 Sam. 14:49). Yonatan barangkali lebih dikenal sebagai sahabat Daud daripada sebagai seorang pahlawan (Israel). Yonatan sepertinya juga lebih terkesan lembut dan sopan, tidak terlihat sebagai sosok pahlawan, berbeda dengan Daud yang sudah terlihat karakter kepahlawanannya saat melawan Goliat. Kisah persahabatan Yonatan dan Daud pun memang berawal dari peristiwa Daud mengalahkan Goliat (1 Sam. 18:1), maka tidak heran jika sifat kepahlawanan Yonatan seakan luput dari perhatian.
4. YUSUF, PRIBADI YANG MERDEKA TERHADAP DIRI SENDIRI
Siapa yang tidak kenal Yusuf, anak Yakub? Yusuf adalah buah kasih Yakub dan Rahel. Ia mengalami serangkaian proses pembentukan dan persiapan dari Allah untuk menjadikannya pemimpin dan penyelamat bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lainnya. Ia menjadi orang kepercayaan dalam Istana Raja Firaun dengan jabatan sebagai Raja Muda. Belajar dari Yusuf, untuk menjadi pahlawan, seseorang terlebih dahulu harus merdeka dari keinginan dirinya sendiri. Itulah sebabnya dalam Amsal 16:32 dikatakan bahwa, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Sudahkah kita menguasai diri kita masing-masing sehingga kita layak disebut sebagai pribadi yang telah merdeka?
5. DANIEL, KETEKUNAN YANG MEMBAWA PERUBAHAN
Jika mengalaminya sendiri, kita akan tahu bahwa rasanya sangat tidak enak menghadapi fitnah. Rasa cemburu yang berlebihan dan iri hati sepertinya sudah mendarah daging dalam kehidupan manusia sehingga pembunuhan karakter lewat tuduhan-tuduhan keji bisa dilemparkan dengan mudahnya, hanya karena merasa iri pada keberhasilan orang lain. Bertolak dari realita tersebut, kita belajar dari kisah Daniel yang mengalami hal serupa. Tuhan sanggup melepaskan kita dari hal apa pun, bahkan yang paling tidak mungkin sekalipun menurut logika manusia. Tuhan kita adalah Allah yang dahsyat dan ajaib. Ketika menghadapi masalah, fitnah, jebakan dan sebagainya dari orang-orang yang dikuasai iri hati, datanglah kepada Tuhan dan berdoalah. Mintalah hikmat dan pertolongan-Nya. Tuhan akan selalu mendengar doa yang diungkapkan anak-anak-Nya dengan sungguh-sungguh. Belajar dari Daniel, ingatlah bahwa ada banyak hal yang tidak mungkin menurut ukuran kita, namun tidak mustahil bagi Tuhan. Selamat menikmati kemustahilan di dalam relasi kita dengan Tuhan.
Tantangan hidup di dunia yang keras ini kerap membuat kita takut. Namun, rasa takut itu seharusnya membuat kita makin berserah dan bersandar pada kehendak Tuhan. Tetaplah beriman, dan berpeganglah pada perkataan-Nya tentang diri kita. Tuhan menyertai orang beriman. Tuhan sendirilah yang membangkitkan keberanian kita dan membawa kita ke dalam Kemenangan-Nya.
-SUNSHINE-

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s