
Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Melalui Roma 12:1 Paulus mengajak dan mengajar kepada kita semua anak-anak Allah mengenai apa itu Ibadah Sejati. Disini kita belajar 3 hal penting mengenai Ibadah Sejati:
- Ibadah Sejati merupakan ibadah yang dilakukan secara totalitas atau memberikan keseluruhannya dengan usaha lebih. Artinya bukan sekedar hanya mengikuti dan aktif pelayanan di dalam gereja, namun disini yang perlu di garis bawahi adalah totalitas yang menyeluruh pada seluruh aspek kehidupan kita.
Pada ayat 12: 1 dikatakan bahwa kita harus mempersembahkan tubuhmu (kita) sebagai persembahan yang hidup. Kata “Mempersembahkan” disini adalah berani menyerahkan seluruh hidup kita untuk dikuasai oleh Kristus sebagai Tuhan Allah kita, dengan kata lain kita juga harus menyesuaikan dengan kehendak atau hidup sesuai dengan kemauan Allah. Tentu pada dasarnya hal ini merujuk kepada “Menyangkal diri”. Ketika kita menyerahkan diri kepada Allah maka kita siap untuk mengatakan TIDAK kepada diri sendiri, bahkan hari demi hari dan sampai akhir.
- Ibadah Sejati adalah ibadah yang kudus. Pada poin kedua, Paulus menasihatkan kepada jemaat roma untuk mempersembahan tubuh mereka sebagai persembahan yang kudus. Dalam hal ini, kita anak-anak Allah diingatkan bahwa Ibadah sejati bukan hanya sebatas beribadah di gereja pada hari Minggu. Perilaku kita harus mencerminkan karakter Kristus, di antaranya mengasihi, memaafkan, hidup kudus, dan menyenangkan hati Allah. Selain itu, juga harus memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar, baik sekolah, pergaulan, hingga pekerjaan.
- Ibadah Sejati adalah Ibadah yang berkenan kepada Allah artinya ibadah yang menyenangkan Allah. Pada bagian ini Ibadah bisa berkenan kepada Allah ketika ibadah dilakukan baik ketika berpelayanan maupun dalam kehidupan sehari-hari yang fokusnya bukan untuk memuliakan diri sendiri namun memuliakan Allah.
Disini Paulus menasihati kita untuk beribadah bukan untuk mencari keuntungan namun untuk menyenangkan Allah. Bahkan bukan hanya Ibadah saja, namun juga dalam kehidupan berpelayan dimana fokus dalam pelayanan adalah dari Allah, oleh Allah dan bagi Allah saja (Roma 11:36). Sehingga pelayanan yang berpusat kepada Allah adalah pelayanan yang tidak mencari keuntungan pribadi.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ibadah sejati adalah ibadah yang dilakukan dengan totalitas baik dalam pelayanan maupun kehidupan sehari-hari. Kita anak-anak Allah seharusnya memiliki keinginan yang tulus dan ikhlas untuk menyenangkan hati Allah dalam kasih, pengabdian, pujian dan kekudusan, serta mempersembahkan tubuh dalam pelayanan. Karena itu pelayanan bukan sesuatu kegiatan yang main-main. Butuh keinginan yang kuat untuk bersedia mempersembahkan seluruh tubuh ini kepada Allah. Tujuan utama pelayanan ini adalah untuk menyenangkan Allah, sehingga jangan sampai kita memandang kegiatan pelayanan kepada Allah sebagai sesuatu yang hanya kita lakukan untuk mengisi waktu luang saja namun melakukannya dengan semangat dan mempertahankannya sampai akhir. Pada Roma 12:1 juga merujuk kepada kita yang diharuskan untuk menghargai karunia dan kemampuan satu sama lain yang dapat digunakan dalam pelayanan. kita tidak diperbolehkan meremehkan orang lain yang memiliki karunia berbeda. Adapun karunia yang dimaksud meliputi, karunia menasihati, mengajar, bernubuat, dan melayani. Bukan hanya Fokus pada pelayanan saja namun kehidupan sehari-hari juga harus dilakukan dengan totalitas karena itu juga bentuk ibadah sejati. Dimana dalam keseharian, kita harus selalu menyangkal diri dan memiliki perilaku yang mencerminkan kristus.
Sehingga melalui bacaan ini diharapkan bahwa kita orang percaya untuk dapat dengan tulus dan ikhlas mempersembahkan diri yang kudus (dalam pelayanan dan kehidupan sehari-hari) yang berkenan bagi Allah.
Dalam Perjanjian Baru, pelayanan adalah bagian dari ibadah seseorang kepada Allah dan kepada sesamanya dalam nama Allah. Bentuk-bentuk Pelayanan bisa melalui apa saja seperti Pelayanan di Pemerintahan, Gereja, Organisasi Kampus dan sebenarnya apapun yang sedang kita kerjakan juga merupakan bentuk pelayanan kita terhadap Allah yang tujuan untuk menyenangkan hati Allah. Sehingga Kita sebagai anak-anak Allah.seharusnya memiliki keinginan yang tulus-ikhlas untuk menyenangkan hati Allah dalam kasih, pengabdian, pujian dan kekudusan, serta mempersembahkan tubuh untuk pelayanan. Karena itu pelayanan bukan sesuatu kegiatan yang main-main. Butuh keinginan yang kuat untuk bersedia mempersembahkan seluruh tubuh ini kepada Allah. Kita tidak dapat memandang kegiatan Pelayanan kepada Allah sebagai sesuatu yang hanya kita lakukan untuk mengisi waktu luang saja.